Pembelajaran filsafat kali ini mengkaji beberapa Ideologi
Pendidikan Matematika..
Industrial Trainer :
Merupakan sebuah pendekatan yang menekankan pada prinsip
melaksanakan Pendidikan atau pelatihan di lingkungan industri atau dunia kerja. Pada fokus bidang matematika, siswa harus menguasai
pengetahuan yang dapat menyelesaikan permasalahan di lingkungan kerja.
Technological Pragmatism :
Merupakan pendekatan dalam Pendidikan teknologi yang
menekankan pada penggunaan penerapan matematika secara praktis terutama dalam
penggunaan teknologi pada pembelajaran, Sehingga menghasilkan sebuah
keterampilan khusus yang mampu memberikan siswa ruang untuk belajar teknologi.
Old Humanis :
Pendekatan Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai atau
prinsip-psinsip humanis yaitu nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran matematika
harus mampu membangun nilai kepribadian atau karakter siswa yang lebih baik.
Progresive Education :
Dapat diartikan sebagai Pendidikan progresif yang menekankan
pada pendekatan yang berpusat pada siswa sehingga menghasilkan pembelajaran
aktif dengan tujuan mengembangkan kreativitas tau potensi individual. Pada pendekatan
ini, pembelajaran matematika menghadirkan permasalahan dunia nyata siswa
sehingga siswa mampu membangun sendiri pemahaman atau pengetahuannya.
Public Educator :
Menurut pendekatan public educator, siswa tidak hanya mampu
menyelesaikan permasalahan matematika sebagai seorang siswa di kelas, namun
juga menjadi seorang pelajar yang bisa menyelesaikan permasalahan matematika
yang ada di lingkungannya secara aktif dan terintegrasi pada kegiatan social di
lingkungannya.
Behaviorisme:
Pada pendekatan behaviorisme ini menekankan pada
pembelajaran yang terarah dengan guru mencotohkan Langkah demi Langkah
penyelesaian masalah atau soal matematika lalu memberikan praktek drill soal
dengan tujuan agar siswa terbiasa dan mengingat sebuah pembelajaran. Biasanya
pendekatan ini akan dilaksanakan dengan pendekatan lain agar siswa tidak
semata-mata hanya mengingat sebuah materi.
Constructivisme :
Pada pendekatan konstruktif ini menyoroti pada keberagaman
siswa yang memiliki cara belajar sendiri yang unik, sehingga dalam
pembelajaran, siswa dapat mampu membangun pengetahuannya sendiri. Sehingga guru
bertindak menghadirkan pembelajaran yang bermakna berdasarkan pengalaman
pembelajaran setiap siswa. Dalam pembelajaran matematika, guru akan
menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan yang membuat siswa aktif
dalam mengkonstruksi pemahaman mereka.
Absolutisme :
Pendekatan ini menekankan bahwa pembelajaran matematika itu
mutlak dan universal. Pendekatan ini memandang bahwa terdapat sebuah set
prinsip matematika yang harus diselesaikan secara akurat dan menghasilkan
kurangnya fleksibilitas dalam pemecahan masalahan dengan sebuah prinsip
tertentu. Siswa didorong untuk mencapai jawaban yang sesuai dengan aturan dan
prosedur yang ditentukan kemudian dihafal sebagai sebuah konsep dasar. Seperti
konsep perkalian dua buah bilangan negatif menghasilkan bilangan positif.
Cognitivisme :
Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran yang memahamkan
konsep matematika secara mendalam dan pembentukan struktur kognitif siswa. Dengan
prinsip ini, siswa mampu mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mampu
mengeksplorasi masalahan serta menyelesaikannya.
Materialisme :
Pendekatan materialism pada pembelajaran matematika
bertujuan untuk membuat konsep matematika menjadi lebih nyata dan mudah
dipahami dengan menggunakan sumber daya atu materi dan alat pembelajaran yang
relevan. Pemanfaatan teknologi dan berbagai media pembelajaran manipulative
dapat membantu siswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang konsep
matematika sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam pemecahan masalahan.
Dengan Tabel Penjelas Sebagai Berikut :